Pada akhir Recap Protect The Boss Episode 1 mata Eun Seol terbelalak melihat wajah bosnya untuk pertama kalinya.
Kalimat pertama yang diucapkan Ji Heon ketika melihat Eun Seol adalah "Mukamu membuat moodku buruk." Diapun meminta resume dari Eun Seol. Dan dia hanya berkata, "Nakazan!! Nakazan berarti parachute(orang yang masuk karena koneksi). Tentu saja Eun Seol membantahnya.
Tiba-tiba Moo Won muncul di kantor Ji Heon. Ji Heon pun berbicara kepada Moo Won.
Ji Heon :"apakah orang itu nakazan mu?"Kemudian Ji Heon berjalan mendekati Moo Won dan mengeluarkan tatapan tajamnya. Seperti ada sengatan listrik pada kedua mata mereka. Kemudian Eun Seol pun langsung berdiri di antara keduanya dan menjelaskan bahwa dirinya bukanlah nakazan ataupun mata-mata. Kemudian Ji Heon membentaknya supaya dia keluar dari kantornya.
Moo Woon : "Ini instruksi dari Ketua Cha. Saya memilihnya,dan tentu saja dia bukan Nakazan."
Ji Heon : "Benar bukan Nakazan, tetapi mata-mata kan?" Mata-mata yang kamu kirim.
Moo Won : "Mengapa saya harus mengirim mata-mata?"
Ji Heon : "Kamu mengatakan kepada saya untuk waspada.Jadi singkirkan dia!! Ke depannya, saya akan membawa sekertaris pilihan saya."
Moo Won : "Katakan alasan mengapa saya harus mengawasimu? Apa yang akan saya dapat?
Saat Myung Ran mengadakan pesta perayaan atas diterima kerjanya Eun Seol. Eun seol mengungkapkan bahwa dirinya telah berkali-kali berdoa.
Eun Seol : "Jika kamu berharap akan sesuatu, kamu harus berdoa dengan cermat."Kemudian Eun Seol berdoa supaya dirinya bekerja di perusahaan yang layak.
Myung ran : "Maksudmu apa?"
Eun Seol : "Saya selalu berdoa. Selalu memanjatkan doa supaya ada yang memperkerjakan saya. Tetapi tempat pertama yang memperkerjakan saya adalah lintah darat yang bosnya mata keranjang."
Eun seol :"Tetapi aku kelupaan sesuatu. Seharusnya, tidak hanya diterima di perusahaan yang layak, tetapi saya seharusnya juga berdoa kalau saya bertemu dengan orang yang tepat dan tidak akan dipecat. Aku ingin mengoreksinya. Doaku, aku akan menggantinya dan membuat doa yang baru. Saya tidak akan menyerah disini.Eun Seol pun berdoa dan dalam doanya dia meminta supaya dia bisa bertahan dan tidak dipecat. Supaya dia bertahan untuk menjaga dan menang dari Ji Heon.
Esoknya Ji Heon datang ke kantor dan kaget melihat sekertaris barunya. Hari kedua, dia juga tetap melihat Eun Seol. Dan hari-hari berikutnya Ji Heon tetap melihat Eun Seol. Tetapi Ji Heon tetap tidak menggubrisnya. Hihii.
Eun Seol pun berniat masuk ke ruangan bosnya. Saat dia akan masuk pintu tiba-tiba terbuka. Diapun jatuh. Bosnya pun bersedia menemuinya.
JH: Kamu benar-benar ingin pekerjaan ini kan? Untuk Moo Won yang telah memilihmu?Es pun mengucapkan terima kasih dan Ji Heon menyuruhnya untuk mengulanginya hingga beberapa kali.
ES: Bukan seperti itu.
JH: Oke ya sudah, ayo kita mulai bekerja!
Ji Heon pun mulai memberi tugas kepada Eun Seol. Dia mengatakan panjang lebar dan tidak akan mengulangi sepatah kata pun. Dia juga menegaskan bahwa dia tidak suka jika dia menelepon tetapi mesin mailbox yang menjawab. Kemudian ruangannya harus tetap beraroma segar dan tidak perlu terlalu kuat harumnya. Dan dia ingin Eun Seol membersihkannya sendiri. Ruangannya haruslah bersih setiap hari. Dan yang terpenting adalah menyemprotkan hand sanitizer(handy clean) di tangannya ketika dia jabatan tangan dengan orang. Dia juga menegaskan untuk menghilangkan "bun head" style pada rambutnya karena dia membenci gaya rambut tersebut. Dia juga harus mengantarkan kopi padanya.
Ji Heon menegaskan yang terpenting adalah bos, guru,dan ayah adalah satu kesatuan. Eun Seol harus paham akan hal itu. Hihii.
Saya rasa Eun Seol benar-benar hard worker. Hari pertama dengan menu ini, esoknya dengan menu yang lain, dan hari-hari berikutnya. Ini benar-benar menyiksa Eun Seol sebab Eun Seol harus benar-benar mengantarkannya sesuai dengan pesanan Ji Heon tidak boleh satupun terlewatkan.
Ketika Eun Seol membawakan tidak sesuai pesanan. Ji Heon mengarahkan wortel yang dibencinya ke muka Eun Seol. Seperti bermain kelereng. Tidak hanya sekali melainkan dua kali dia mengarahkannya.
Ketika kopinya tidak sesuai harapannya, Ji Heon menyuruh Eun Seol membeli dalam waktu lima menit. Ini pun terjadi hingga berulang-ulang kali. Eun Seol pun memukul Ji Heon. Hahaa itu, hanya ada di pikiran Eun Seol, dia membayangkan bisa memukul Ji Heon dengan puas. Tapi kenyataanya, dia hanya bersabar dan berkata, "Aku akan membelinya lagi."
Ji Heon lelah karena Eun Seol masih saja tetap bertahan bekerja dengannya.
Eun Seol datang ke kamarnya begitu sangat kelelahan. Ketika Myung Ran membangunkannya supaya berganti baju dahulu sebelum tidur. Eun Seol malah mengigau dan menyebutkan no telepon Kepala Kim. Sampe segitunya yaa. Hihii.
Saat di sauna, Eun Seol mengungkapkan keinginannya untuk membunuh Ji Heon. Bahkan Myung Ran membesarkan hhati Eon Seol dengan mengatakan bahwa dirinya akan terlbih dahulu membunuhnya sebelum Eun Seol. Myung Ran merasa dia juga menjadi korban akibat bos temannya tersebut. Eun Seol pun ingat perintah bosnya harus mengangkat semua telepon dari bosnya.
Tiba-tiba telepon Eun Seol berdering. Dan saat dia mengangkat teleponnya, ponselnya terjatuh ke dalam air. Diapun sangat ketakutan.
Esoknya Ji Heon marah karena teleponnya tidak diangkat. Eun Seol pun minta maaf atas kecerobohannya. Ji Heon pun mengingatkan supaya Eun Seol tidak pergi lagi ke sauna.
Ji Heon menghadiri rapat di perusahaannya. Tetapi dia tidak mendengarkan presentasi Moo Won, malah asyik dengan dirinya sendiri. Ini membuat ayahnya gusar. Ayah Ji Heon langsung meminta pendapat Ji heon. Ji Heon hanya menjawab, "Hal itu sangatlah bagus." Ini membuat ayahnya marah.
Moo Won mengingatkan kepada Ji Heon bahwa komunikasi kepada para staff adalah hal yang sangat penting. Dia juga menanyakan bagaimana dengan kerjaan Eun Seol. Ji heon pun mengatakan sebuah quote dari slam dunk, yakni " Musuh seharusnya menyelesaikan masalahnya sendiri."
Saya tidak merasa lelah dengan pekerjaan ini. Aku suka kerjaannku. Ini sangat baik untuk bekerja dengan profesional. Berpikir mendapatkan gaji pertamaku ini membuat saya bahagia.Saya juga sangat menyukai ID card ku. Semuanya akan baik-baik saja -Eun SeolKetika Eun Seol memotivasi dirinya, tiba-tiba telepon berdering, ternyata telepon dari ketua Cha.
Ketika menemui Ketua Cha, Eun Seol begitu nervous, matanya terbelalak lagi. Ketua Cha menyuruhnya mulai besok datang pagi ke rumah Ji Heon, membangunkannya supaya tidak datang telat ke kantor. Ji heon harus datang jam 9 pagi, jika tidak berhasil Ketua Cha akan memecatnya. Diapun melobby Ketua Cha supaya paling tidak memberinya waktu sebulan. Ketua Cha mengetahui latar belakang masal lalu Eun Seol. Dia pun berkata, Semua orang telah meninggalkan masa kelamnya dalam kehidupan. Masa kelam tersebut pastinya ingin disembunyikan selamanya." Karena merasa ada kecocokan dengan Eun Seol, Ketua Cha menyukai karakter Eun Seol.
Esoknya, Eun Seol mendatangi rumah Ji Heon demi melaksanakan tugas Ketua Cha. Dia bertemu dengan neneknya Ji Heon. Karena dia mengira nenek tersebut bekerja di rumah Ji Heon, diapun menasehati nenek itu, "Apabila bosnya memberi tugas yang berat, biarkan masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Jangan marah dan jangan berkecil hati. Pastinya kamu akan tetap sehat! Fighting!" Neneknya pun tersenyum melihat kelakuannya.
Eun Seol mengetuk pintu kamar Ji Heon. Tetapi tidak ada balasan. Diapun pun masuk ke kamar. Diapun langsung membangunkan Ji Heon. Ji heon malah "mulet" dan membalikkan badannya. Betapa malunya Eun Seol ketika melihat celana boxer Ji Heon bergambar kartun pas di bagian (maaf) pantatnya. Hihii. Ji Heon bangun dan kaget seseorang ada di kamarnya. Ji Heon merasa malu dan kesal kepada Eun Seol.
Eun Seol melihat ada poster mirip dirinya di kamar Ji Heon. Dia heran,dia juga kaget melihat sepatunya. Diapun menjadi ingat atas kejadian lalu di bar. Dia juga ingat bosnya juga membenci gaya rambutnya. Dia pun menyimpulkan dirinyalah yang penyebab masalah pada Ketua Cha.
Ji Heon melihat Eun Seol memakai sepatu tersebut, dia menanyakan apakah pas di kakinya. Eun Seol langsung menjawab tidak, kakinya terlalu besar sehingga tidak cukup.
Kemudian bosnya mengarahkan 4 anak panah dengan cukup keras ke arah poster yang bergambar mirip Eun Seol. Eun Seol terlihat seperti sakit akibat terpanah. Hahaa. Eun Seol pun menasehati Ji Heon supaya memafkan wanita itu walaupun hanya sedikit. Tetapi Ji Heon tidak mau memaafkannya, dia malah menyuruh Eun Seol menangkapnya.
Ji Heon datang telat, ayahnya memarahinya lagi dan lagi-lagi di lift. Hihihi. Ayahnya kembali melakukan kekerasan pada Ji Heon. Awalnya Eun Seol berusaha menutupi kamera yang ada di dalam lift. Tetapi ayah Ji heon semakin menjadi-jadi. Ini membuat Eun Seol gregetan, diapun langsung melerai keduanya. Akhirnya ayahpun secara tidak sengaja menampar keras muka Eun Seol.
Ketua Cha memberi amplop sebagai tanda penyesalan telah menamparnya. Eun Seol awalnya menolak menolak amplop terssebut. Tetapi dia kembali memandang amplop tersebut, dengan matanya yang besar, dia tampak sangat menginginkan amplop tersebut. Dia pun berkata kepada Ketua Cha,"Apabila Ketua Cha bersikeras ingin memberi amplop ini, saya akan bersedia menerimanya." Hihiii...
Eun Eol sangat bahagia karena baru kali ini dia mendapatkan amplop berisi uang. Biasanya dia hanya memberi uang kepada korban yang telah dipukulnya.Hihii. Ji Heon pun menyuruhnya untuk mengecek lukanya pada dokter. Eun Seol menolaknya dan berkata,"Ini semua akan sembuh dengan hanya mengoleskan air liurku pada tempat yang memar!" Hihii.
Ji Heon teringat kembali akan keberanian Eun Seol membelanya dari ayahnya. Diapun merasa berhutang budi kepadanya.
Diapun ingin menelepon Eun Seol tetapi dia mengurungkan niatnya dan menjadi tidak tega. Dia langsung keluar untuk memanggil Eun Seol.
Tetapi saat di luar ruangannya, Ji Heon melihat Eun Seol sedang dibullying oleh karyawan yang lain. Diapun berkata pada dirinya sendiri bahwa Eun Seol adalah sekertarisku bukan sekertaris mereka.
Ji Heon pun membela Eun Seol tapi cara yang ditunjukkan sangatlah lucu. Berikut ini adalah percakapan mereka.
Ji Heon : Noh Eun Seol!!
Eun Seol : Iya..
Ji Heon : Siapa yang memberimu ijin meninggalkan kursimu? Aku sudah bilang, apapun itu, kamu harus tetap berada pada kursimu!
Eun Seol : Aku pergi mencuci cangkir.
Ji Heon : Bukankan aku tidak minum kopi? dan juga Teh? Apa kamu lupa? Terus apa yang kamu cuci? Jadi lepaskan sarung itu dan masuk ke ruanganku! Bakteri ada di mana-mana.
Eun Seol : Tetapi aku telah membersihkannya kemaren.HAHAHAHA
Ji Heon : Diam! Bakteri tidak memilih tempat dan waktu, bisa datang kapanpun. (Ji Heon melompat ke arah dua karyawan yang membullying Eun Seol)
Ji Heon pun mengarahkan supaya Eun Seol membersihkan meja dan lacinya. Kemudian dia mengatakan bahwa ada kotak obat dan dia mengeluarkannya dari laci. Tetapi Eun Seol tidak menyadarinya kalau di atas kotak obat ada sebuah krim. Ji Heon menegaskan kembali kalau krim tersebut bagus untuk kulit. Eun Seol heran dan bertanya kepada bosnya apakah bosnya mengkhawatirkan dirinya. Ji Heon hanya diam dan berlagak acuh tidak peduli padanya.
Eun Seol mengoleskan krim tersebut tidak tepat pada bagian yang memar. Ini membuat Ji heon gusar. Akhirnya dia pun membantu mengoleskan krim pada muka Eun Seol.
Ketika keduanya sadar jarak mereka sangat dekat. Merekapun kaget dan malu. Otomatis keduanya saling menjauh.
Ji Heon pun membantu mengoleskan krim tersebut dari jauh. Hihiii..
Sekertaris lama Ji Heon menelepon bermaksud meminta surat rekomendasi dari bosnya. Ji Heon menolaknya, tetapi dia mengatakan bahwa dirinya telah menemukan siapa identitas dai wanita "Bun Head". Otomatis Ji heon pun dengan senag hati ingin bertemu dengan mantan sekertarisnya tersebut.
Ini merupakan kabar baik untuk Ji Heon. Tetapi bukan untuk Eun Seol. Ini adalah malapetaka buat Eun Seol. Eun Seol pun langsung minta ijin ke belakang kepada bosnya. Dia berkata perutnya penuh dengan angin dan bosnya pun menegurnya kalau perkataanya terlalu vulgar. Padahal dia ingin mencegah kedatangan si mantan sekertaris. Hahaha
Eun Seol bergegas lari ke luar mencari mantan sekertaris itu. Dia melihatnya. Mantan sekertaris itu membawa map. Dia langsung mendekatinya dan mengambil map tersebut. Si mantan sekertaris mengejarnya. Eun Seol pun menangkap sekertaris tersebut. Eun Seol mengancamnya untuk melupakan semua hal yang ada di map tersebut.
Ji Heon telah menunggu lama. Tetapi mantan sekertarisnya pun tidak kunjung datang. Moodnya memburuk, dia mengatakan kepada Eun Seol tidak ingin mengikuti Pemeriksaan pada toko milik perusahaannya. Eun Seol mengingatkan kalau acara tersebut bagus untuk membangun imagenya. Jadi Eun Seol sangat berharap supaya Ji Heon datang pada acara tersebut. Eun Seol juga meyakinkannya bahwa dirinya sampai kapanpun akan selalu mendukung Ji heon. Akhirnya Ji Heon menghadiri acara tersebut.
Acara yang sangat berat menurut Ji Heon. Karena dia harus bersalaman dengan banyak orang. Tetapi Eun Seol berada di sampingnya dan siap menyemprotkan sanitizer pada tangannya.
Ji Heon Kelelahan dia meminta air kepada Eun Seol. Eun seol pun meninggalkannya untuk mengambil sebuat botol air mineral. Ji Heon sadar Eun Seol tidak ada di sampingnya. Dia mencari Eun Seol dan memanggil-manggilnya. Tetapi Eun Seol tidak kunjung datang.
Ji Heon panik ketika banyak kerumunan orang berjalan ke arahnya. Kepalanya menjadi pusing dan dia menjadi agak susah bernapas. Badannya menjadi lemas dan tidak sanggup untuk berdiri. Eun Seol kaget melihat bosnya dalam kondisi hampir pingsan. Eun Seol pun menahannya dengan badannya. Ji Heon mengatakan pada Eun Seol supaya dia tidak meninggalkannya.
Ji heon sadar dan kaget dia dalam posisi memeluk Eun Seol, diapun mendorong badan EunSeol hingga Eun Seol terjatuh.
Otak Ji Heon sudah mulai rusak, pikirannya mulai kacau, dia banyak membayangkan Eun Seol. Hihii.
Esoknya Eun Seol menemukan banyak obat di laci bosnya. Diapun melaporkan dirinya telah menukarkan 1 juta won untuk tiket makan. Ji heon menegaskan dia menugaskan untuk mendapatkan Notes baru bukan Tiket makan. Hal ini terjadi karena pengucapan Tiket makan dan notes baru dalam bahasa Korea hampir sama.
Eun Seol bertemu dengan Moo Won dan mereka pun minum kopi bersama. Eun Seol mengucapkan terima kasih karena Moo Won masih memberi semangat kepadanya. Kemudian Eun Seol menanyakan mengenai kejanggalan kondisi Ji Heon, dia menanyakan apakah Ji Heon mempunyai penyakit. Tetapi Moo Won sepertinya tidak mengetahui hal ini. Diapun mengatakan bahwa ini bukan masalah yang besar.
Moo Won menyuruh sekertarisnya mencari tahu tentang data medis Ji heon. Dari data yang didapat, Ji Heon menderita neuropsychology area atau yang bisa disebut dengan panic disorder.
Dalam rapat kali ini Moo Won menyarankan supaya Ji Heon melakukan pidato perusahaan dalam rangka meningkatkan imagenya yang sudah buruk di perusahaan. Keputusan juga disetujui oleh pihak yang lain.
Ji Heon awalnya tidak ingin melakukannya. Ayahnya menasehatinya, dia berkata, "Hanya kamu. Seseorang yang menggantikanku hanya kamu. semenjak kita kehilangan kakakmu, di dunia ini tinggal kamu saja di dunia ini. Aku tidak mengharuskanmu lebih baik dari yang lain tapi aku hanya ingin kamu setara dengan yang lain.Jangan mengecewakanku lagi."
Ji heon menjadi lebih pendiam, mungkin masih teringat akan pesan ayahnya. Dia menurunkan Eun Seol di stasiun kereta bawah tanah. Dia berkata dirinya tidak akan pergi ke kantor selama beberapa hari. Dan dia menyuruh Eun Seol untuk beristirahat selama dirinya tidak masuk kerja.
Eun Seol pun menyadari dirinya harus ke rumah Ji Heon untuk menyemangati dan membantunya.
Eon Seol pergi ke rumah Ji Heon. Dia melihat Ji Heon sedang serius belajar berpidato. Diapun menjadi enggan untuk masuk dan menunggu di luar. Dia menunggu sampai tertidur.
Ji Heon sadar Eun Seol tidur di depan pintu kamarnya. Diapun membuka pintu dan mengageti Eun Seol.
Ji Heon pun belajar berpidato dengan Eun Seol. Eun Seol mengajari bagaimana berpidato yang baik.
Hari dimana acara digelar. Ji Heon tampak gugup sekali. Eun Seol pun menyemangatinya dan mengatakan bahwa bosnya pasti bisa melakukannya.
Tiba saatnya pidato dari Ji Heon. Saat di depan, Ji Heon kambuh lagi, pandangannya menjadi kabur, perkataan yang dilontarkan menjadi terbata-bata. Apalagi ketika melihat seorang wanita yang dikenalnya. Dia menjadi diam membisu. Dia menutup naskah pidatonya dan mengatakan bahwa sekertarisnyalah yang akan melanjutkan pidatonya. Diapun meninggalkan forum.
Eun Seol melihat bosnya sedang main game. Dia pun bergabung bermain dengan bosnya. Eun Seol tidak berkata apapun dia hanya ingin bosnya melakukan apapun yang diinginkan.
Ayah Ji heon datang, dia langsung mencabut stop kontak sehingga game pun terhenti. Ayahnya menanyakan alasan Ji Heon berbuat demikian. Ji Heon hanya diam saja. Dan ayahnya kembali melakukan kekerasan pada Ji heon. Ayahnya pun meyuruhnya keluar dari rumah ini.
Eun Seol pun menasehati Ketua Cha. Dia mengatakan pasti ada alasan yang bisa diterima mengapa Ji Heon berbuat demikian. Diapun ijin untuk pulang.
Moo Won tampak sedang bertemu dengan seorang wanita yang berhasil membuat Ji heon diam membisu.
Eun Seol mengikuti langkah Ji heon. Ji Heon menyuruhnya pergi dan jangan mengikutinya. Ketika Eun Seol tidak mengikutinya lagi, Ji Heon malah memanggil-manggilnya. Tiba-tiba Eun Seol keluar dari balik tempat persembunyiannya. Ini membuat marah Ji heon. Ketika Eun Seol mengatakan dia akan kembali duluan, Ji Heon gusar. Dia pun mengejar Eun Seol memintanya meminjamkan uang padanya.
Halte bus, stasiun kereta bawah tanah, ini adalah tempat yang tidak mungkin Ji Heon datangi. Karena kedua kendaraan umum tersebut tidak akan pernah Ji Heon gunakan.
Ji Heon kaget melihat rekening Eun Seol yang hanya berjumlah 13.800 won. Akhirnya mereka berdua menggunakan taksi. Dan menuju rumah Eun Seol karena tidak ada tempat lagi yang bisa dituju.
Sesampainya di rumah Eun Seol, dia menyebutkan dia tidak tinggal sendirian di rumah. Tetapi temannya selalu datang terlambat. Ji Heon melirik ke arah sesuatu. Ternyata dia melihat sepatu Eun Seul. Eun Seol kaget mengapa sepatunya ada disitu. Diapun bergegas menyembunyikan sepatunya.
Akankah Ji Heon menyadari sepatu itu?? Akankah rahasia Eun Seol yang selama ini berusaha ditutupi terbongkar?
Mecchi kereeeen,,,,,,,ditunggu trus ya sinopsisnya,,,,
BalasHapusfighting...