Komunikasi Data (OSI Layer)
Perbedaan UDP dan TCP
==============================================================
UDP :
sebuah connectionless transport protocol yang tidak memiliki connection setup, flow control, congestion control dan juga tidak reliable. Terlepas dari ketidakreliableannya, UDP mampu mengirim data dengan rate berapa saja walaupun tentu saja tidak djiamin data pasti akan sampai di penerima (ada kemungkinan terjadi data loss).
- membutuhkan response yang cepat. UDP tidak memiliki connection state dan connection establishment sehingga mampu memberikan response yg cepat atas setiap request dari client.
- mentolerir data loss. Beberapa applikasi tidak terlalu sensitive terhadap kehilangan data (selama kehilangan tersebut tidak significant), sehingga ketidak reliablean UDP tidak begitu masalah bagi applikasi seperti ini.
- membutuhkan kontrol yang lebih baik atas apa yang akan dikirim dan kapan data akan dikirim. Mekanisme kontrol koneksi yg dimiliki TCP akan membuat applikasi menjadi tidak luwes untuk menentukan kapan saat yg tepat untuk mengirim data sehingga bisa menimbulkan delay yg tidak dapat ditoleransi. Di samping itu, TCP akan tetap berusaha mengirimkan data (walaupun akan membutuhkan waktu yg lama) ketika terjadi kongesti, padahal beberapa aplikasi membutuhkan rate pengiriman yang
- Memerlukan pengiriman data pada lebih dari 1 client, baik applikasi broadcast ataupun multicast. TCP tidak mampu melakukan broardcast ataupun multicast.
UDP menjadi protokol yg tidak reliable karena protokol ini tidak dilengkapi dengan mekanisme acknowledge dan restransmission sehingga server tidak mengetahui apakah paket yang dikirimkan sampai dengan selamat atau tidak di penerima.
Walaupun demikian, UDP memiliki keunggulan karena protokol-nya lebih sederhana daripada protokol TCP yang memiliki mekanisme kontrol yang komplex. Kesederhanaan protokol UDP inilah yg membuat protokol ini mampu mengirim data lebih cepat.
applikasi broadcast. Pada applikasi berjenis ini, si pengirim mengirimkan data pada banyak penerima pada waktu yg bersamaan. Dan si pengirim tidak peduli apakah si penerima menerima data itu dengan baik atau tidak.
TCP :
adalah protokol yang connection-oriented, reliable, memiliki flow control dan congestion control. Menggunakan TCP, karena dengan connection-oriented protocol ini menyajikan transportasi yang reliable. Pengirim dapat memastikan bahwa data yg dikirimkan ke penerima diterima dengan baik tanpa kehilangan data, tiba dalam urutan yang benar, dan tidak ada duplikasi. Ketika data tidak sampai dengan benar pada penerima, data akan dikirim ulang oleh penerima. Dan jika kondisi tidak memungkinkan, pengiriman akan diterminate oleh si pengirim.
Telephony adalah salah satu applikasi yang peka terhadap ketepatan waktu sehingga membutuhkan jitter dan delay yang rendah. Jitter yang besar akan membuat kejernihan suara menjadi terganggu, sementara delay yg panjang akan membuat pembicaraan menjadi tidak menarik dan membuat pengguna menjadi emosi. Bayangkan saja kalau anda berbicara di telpon dengan seorang teman dan terjadi delay yg panjang. Bisa jadi anda melucu dan berharap si teman tertawa ternyata dia baru tertawa 2 menit kemudian.
Perbedaan UDP dan TCP
==============================================================
UDP :
sebuah connectionless transport protocol yang tidak memiliki connection setup, flow control, congestion control dan juga tidak reliable. Terlepas dari ketidakreliableannya, UDP mampu mengirim data dengan rate berapa saja walaupun tentu saja tidak djiamin data pasti akan sampai di penerima (ada kemungkinan terjadi data loss).
- membutuhkan response yang cepat. UDP tidak memiliki connection state dan connection establishment sehingga mampu memberikan response yg cepat atas setiap request dari client.
- mentolerir data loss. Beberapa applikasi tidak terlalu sensitive terhadap kehilangan data (selama kehilangan tersebut tidak significant), sehingga ketidak reliablean UDP tidak begitu masalah bagi applikasi seperti ini.
- membutuhkan kontrol yang lebih baik atas apa yang akan dikirim dan kapan data akan dikirim. Mekanisme kontrol koneksi yg dimiliki TCP akan membuat applikasi menjadi tidak luwes untuk menentukan kapan saat yg tepat untuk mengirim data sehingga bisa menimbulkan delay yg tidak dapat ditoleransi. Di samping itu, TCP akan tetap berusaha mengirimkan data (walaupun akan membutuhkan waktu yg lama) ketika terjadi kongesti, padahal beberapa aplikasi membutuhkan rate pengiriman yang
- Memerlukan pengiriman data pada lebih dari 1 client, baik applikasi broadcast ataupun multicast. TCP tidak mampu melakukan broardcast ataupun multicast.
UDP menjadi protokol yg tidak reliable karena protokol ini tidak dilengkapi dengan mekanisme acknowledge dan restransmission sehingga server tidak mengetahui apakah paket yang dikirimkan sampai dengan selamat atau tidak di penerima.
Walaupun demikian, UDP memiliki keunggulan karena protokol-nya lebih sederhana daripada protokol TCP yang memiliki mekanisme kontrol yang komplex. Kesederhanaan protokol UDP inilah yg membuat protokol ini mampu mengirim data lebih cepat.
applikasi broadcast. Pada applikasi berjenis ini, si pengirim mengirimkan data pada banyak penerima pada waktu yg bersamaan. Dan si pengirim tidak peduli apakah si penerima menerima data itu dengan baik atau tidak.
TCP :
adalah protokol yang connection-oriented, reliable, memiliki flow control dan congestion control. Menggunakan TCP, karena dengan connection-oriented protocol ini menyajikan transportasi yang reliable. Pengirim dapat memastikan bahwa data yg dikirimkan ke penerima diterima dengan baik tanpa kehilangan data, tiba dalam urutan yang benar, dan tidak ada duplikasi. Ketika data tidak sampai dengan benar pada penerima, data akan dikirim ulang oleh penerima. Dan jika kondisi tidak memungkinkan, pengiriman akan diterminate oleh si pengirim.
Telephony adalah salah satu applikasi yang peka terhadap ketepatan waktu sehingga membutuhkan jitter dan delay yang rendah. Jitter yang besar akan membuat kejernihan suara menjadi terganggu, sementara delay yg panjang akan membuat pembicaraan menjadi tidak menarik dan membuat pengguna menjadi emosi. Bayangkan saja kalau anda berbicara di telpon dengan seorang teman dan terjadi delay yg panjang. Bisa jadi anda melucu dan berharap si teman tertawa ternyata dia baru tertawa 2 menit kemudian.